Rakyat Bingung Mau Pakai Vaksin Apa - Interview Karni Ilyas bersama Siti Fadilah Supari (mantan Menkes RI)

Bincang eksklusif Karni Ilyas bersama mantan menteri kesehatan Indonesia Ibu Siti Fadilah Supari.

Tonton videonya di bawah ini :

Banyak merk vaksin Covid-19 yang bermasalah.

Sinovac oleh pemerintah China tidak dapat dipertanggungjawabkan.

AstraZeneca distop peredarannya

Johnson & Johnson bermasalah dan dilarang di Eropa

Pfizer dinyatakan kurang baik

Ternyata dlm sejarah Pandemik tidak dapat dihentikan dengan Vaksin. Kalau virusnya belum stabil alias masih bermutasi maka vaksin tidak berguna karena bahan dari vaksin adalah dari virus itu sendiri.

Pada Pandemi normal sifat virus lama-lama semakin turun keganasannya dan akan hilang dengan sendirinya. Kecuali pada Pandemi buatan 

Adalah tidak benar anggapan  bahwa dengan  imunisasi massal  ( 70% dari populasi masyarakat divaksin) dapat menghilangkan Pandemi buatan.

Oleh sebab itu vaksin tidak dapat menjaga anda dari penularan virus.

Pada Pandemi yg terbentuk secara  alami maka bisa selesai dengan imunitas masal yg terbentuk secara alami bukan dengan vaksinasi.

Sedangkan Vaksin Nusantara nya dr.Terawan yg masih belum disetujui BPPOM, sesungguhnya bukan vaksin tetapi lebih tepat sebagai Imunotherapy yaitu mengaktifkan sistem imun tubuh.

Dikupas pula kejadian tahun 2006 saat Flu Burung akan dijadikan Pandemi oleh WHO yg menganggap Flu Burung yg asalnya dari Tanah Karo Sumatera Utara bersifat menular.

Oleh bu Siti kemudian membentuk Team untuk meneliti virus Flu Burung, dan ternyata tidak terbukti menular.

Akhirnya WHO batal menyatakan Flu Burung sebagai Pandemi dan oleh bu Siti para peneliti asal Amerika kemudian "diusir" dari Indonesia.

Bu Siti berharap para ahli Indonesia berani mengungkapkan kebenaran dan jangan selalu mengiyakan pendapat asing.

NOTE: ALL VIDEOS ARE ORIGINAL FROM THE CONTENT CREATORS YOUTUBE CHANNEL RESPECTIVELY. WE DO NOT RE-UPLOAD.
(Semua video di sini ASLI dari channel youtube para pemiliknya. Kami tidak melakukan upload ulang).